Berguru kepada Buku?



 "Menjadi Guru adalah Sebuah Amanah Maka Jadilah Guru yang Amanah

Dimanapun Kita Bertugas, Tunaikan Tugas dengan Penuh Suka Cita"


          Saya tertarik dengan kalimat di atas, setelah membaca buku yang diberikan oleh Bapak Da'il Ma'ruf yang berjudul "Guru Hebat, Bermartabat, Bersahabat". Kalimat tersebut ditulis oleh Ibu Rina Agustina, S.Pd seorang guru bahasa Inggris yang bertugas di SMA Negeri 1 Garut Provinsi Jawa Barat. Buku ini mengajarkan kita banyak sekali ilmu diantaranya kerja keras, semangat, berdamai dengan pilihan, tidak mudah putus asa, bersyukur yang berkaitan tentang perjalanan menjadi guru. Banyak kisah pelajaran yang bisa kita petik dari buku ini, yang ingin menambah suntikan semangat sebagai guru, silahkan dapatkan buku ini yaa...


            Mungkin beberapa ilmu yang saya dapatkan itu bisa diterapkan ketika kita sudah mendeklarasikan diri sebagai penulis yakni ;

1. Kerja Keras

    Tiada manusia yang menggapai sesuatu dengan maksimal dan langgeng tanpa kerja keras. Bentuk kerja keras itu diantaranya adalah meluangkan waktu untuk membaca buku, menulis setiap hari,dan selalu berguru kepada siapapun khususnya guru dunia penulis, bisa melalui youtube, bertemu langsung penulisnya, atau seperti saat ini kita berada di grup WA Kelas Belajar Menulis Nusantara Gelombang 28.

2. Semangat

       Kita bisa melihat semangat dari Ibu Sri Sugiastuti dan Ibu Aam Nurhasanah untuk selalu berkarya menulis buku. Usia Bunda Kanjeng  yang senja masih bisa menghasilkan puluhan buku , lengkapnya ada di artikel saya "https://edmusyukur.blogspot.com/2023/01/coretan-hidup-dunia-aksara.html" dan Ibu Aam Nurhasanah yang selalu teguh kepada tujuan awalnya yakni ingin dikenal menjadi penulis dunia, jadi semangatnya terus berkobar ditengah kesibukannya, hal ini bisa dilihat dari artikel saya mengenai beliau "https://edmusyukur.blogspot.com/2023/01/rasakan-atmosfer-menulis.html"

3. Tidak Mudah Putus Asa

        Terkadang kita merasa tulisan yang akan di publish itu jelek, minim pembaca blog kita, bahkan bingung memulai dari mana, itu semua membuat kita frustasi akhirnya putus asa hingga menulis pun terhambat. Padahal kita semua ini memiliki potensi menulis bagus pada masing-masing diri, tinggal terus dipupuk dengan selalu sharing di grup WA KBMN Gelombang 28, itulah keuntungannya kita berkumpul digrup. Saya pun adalah penulis pemula, tapi seperti ditulisan OmJay didalam bukunya " Menulislah Setiap Hari, dan Buktikan Apa yang Terjadi" bahwa hal yang terpenting dalam menulis adalah memulai,jelek atau tidak, relevan atau tidak, itu urusan belakangan, mulailah maka kita akan menemukan keajaiban dalam merangkai kata di laptop/komputer anda 

        Bagi teman-teman penulis pemula yang masih bingung untuk memulai menulis, saya ada rekomendasi buku yang perlu bapak/ibu baca sebagai referensi dalam menulis, buku tersebut berjudul "Creative Writing" Karya dari A.S Laksana. Buku tersebut mudah diimplementasikan dalam kehidupan menulis.


                Diantara cara memulai menulis  adalah dengan menggunakan "strategi tiga kata" . Dibuku tersebut dijelaskan kita hanya memerlukan tiga kata untuk membuat tulisan yang mengalir. Misalkan tiga kata tersebut adalah buku, kucing, nasib. Gunakan salah satu kata tersebut untuk mengawali tulisan anda, dua kata lainnya bebas ditempatkan di mana saja. Contoh :

" Buku itu adalah milik seorang tentara hijau yang selalu menolong Ibu syifa ketika membuka warung dagangannya. Disekitar jalan warung tersebut biasanya dilalui banyak Kucing yang ikut mencari makan. Dan hari ini pun kucing tersebut mengalami Nasib baik karena banyak jatah ikan bekas yang bersileweran disekitar warung tersebut." 

                Kurang lebihnya begitu, silahkan teman-teman penulis coba ya, biar semakin mahir dalam menulis. Didalam buku itu dikatakan, Mengapa tiga kata bisa membuat orang bisa menemukan cerita ? Sesungguhnya itulah keajaiban otak kita. Otak kita memiliki kemampuan berasosiasi. Ia bisa merangkai hubungan dari hal-hal yang tampaknya tidak saling berkaitan. Kecerdasan otak kita untuk berasosiasi itulah yang dirangsang bekerjanya oleh tiga kata yang dipilih secara acak. Ketika kita dipaksa untuk memasukkan tiga kata acak itu dalam satu paragraf, maka kita dipaksa untuk menggunakan tiga kata acak itu untuk menyusun kalimat-kalimat yang menopang satu pikiran utama. Maka dari pada itu , silahkan dicoba, menulislah seperti kita berbicara. Itu cara paling ampuh untuk melawan bingung memulai atau kemandekan dan mengusirnya jauh-jauh dari pikiran kita. 

                Saya pun menutup minggu yang indah kali ini dengan QS Ali Imran ayat 191 yang berbunyi ;

الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata ," Ya Tuhan Kami, tidaklah engkau menciptakan semua ini sia-sia" Maha suci engkau, lindungilah kami dari azab neraka"

          Titik fokusnya adalah bahwa tidaklah Allah SWT menciptakan semua ini sia-sia, kita diberi anugrah berupa otak yang hebat, tangan yang dapat merangkai kata, mata yang dapat melihat dan lain lain, tu semua harus kita gunakan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan jangan lupa bersyukur hari ini😊. Sampai berjumpa di besok ya di materi "Menulis Buku dari Karya Ilmiah" dengan narasumber Bapak Eko Daryono S,Pd dan moderator Ibu Nur Dwi Yanti,S.Pd. See you pembaca hebat.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumandang Tulisan OmJay

Berkah Semangat OmJay

Antologi Surga Berbagi